Sabtu, 30 Maret 2013

Awal mula Bisnis Aqua sebagai pionirnya Air dalam kemasan di Indonesia

Bapak Tirto yang Jualan Tirto (Air)
Munculnya sebuah bisnis, tak melulu dilandasi, didasari untuk mencari uang pada awalnya. Adalah merk dagang Aqua. sebuah merk dagang minuman air mineral yang amat terkenal di Indonesia saat ini.
Awalnya idenya adalah timbul ketika sang Pendiri ini (Bpk Tirto) bekerja sebagai pegawai Pertamina pada awal tahun 1970-an dan pegawai Petronas pada awal dekade 1980-an. Ketika itu beliau bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. tetapi jamuan yang penting itu terganggu karena istri ketua delegasi terkena diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang kurang bersih (steril). Lalu Pak Tirto menyimpulkan bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat ini tidak terbiasa meminum air minum yang direbus terlebih dulu, tetapi biasa minum air yang sudah disterilkan.
Beliau dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan di Bangkok, Thailand. Sang adik Tirto, Slamet Utomo ia tugaskan untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK (air minum dalam kemasan) yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Dah lebih maju ya Thailand saat itu. Tidak mengherankan jikalau pada awalnya produk Aqua mirip Polaris. Baik dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol dan pengisi airnya. karena di Indonesia saat itu sama sekali tidak ada.

Dimanakah Pabrik Aqua pertama kali didirikan?
Pabrik pertamanya dia dirikan di Pondok Ungu, Bekasi. Saat itu dinamai pabrik itu dengan nama: "PT Golden Mississippi" dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. beliaupun sempat bimbang dengan nama perusahaannya ini yang ia pikir cocok dengan target pasarnya, ekspatriat, tetapi terdengar asing bagi telinga orang Indonesia. Aqua pertama kali bernama Puritas sebuah singkatan atau nama lain dari Pure Artesian Water, dan berlogo daun semanggi. Kemudian Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena ia nilai lebih cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan orang Indonesia. Pak Tirto  setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua, karena kata Puritas sulit diucapkan.
Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, sebuah harga yang hampir dua kali lipat dari harga bensin, yang ketika itu cuma Rp.46 perliternya.

Perkembangan Perusahaan
Pada 1982, Tirto mengganti bahan baku airnya yang semula dari sumur bor diganti jadi dari mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi; seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.
Willy Sidharta, adalah Seorang sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua sebagai orang yang memperbaiki sistem distribusi perusahaan Aqua. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai 2 triliun rupiah pada tahun 1985. angka yang cukup besar pada saat itu.
Pada 1984, Pabrik AQUA mulai mengembangkan pabriknya dengan mendirikan pabrik keduanya di daerah Pandaan, Jawa Timur. Ini untuk upaya perusahaan mendekatkan diri pada konsumen yang berada di kawasan tersebut dan sekitarnya. Pada 1985 terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Pada 995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.
Pada 1998, dikarenakan ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Grup Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada thaun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar